Tuhan telah memberikan kelebihan kepada manusia berupa akal, manusia adalah makhluk-Nya yg sempurna, memiliki akal untuk berpikir dan memiliki nurani untuk pandai bersyukur.
Makhluk yg lain, hanya memiliki salah satunya saja. Malaikat, Tuhan ciptakan tanpa memiliki pikiran dan perasaan, makanya malaikat selalu TAAT terhadap Tuhan. Iblis, syetan dan bangsa sejenisnya hanya memiliki nafsu saja, namun Tuhan berikan juga rasa bersyukur, makanya ada jenis jin yg muslim.
Nah, manusia berbeda. Manusia diciptakan penuh dengan ketelitian dan kelebihan serta kesempurnaan yg luar biasa. Tuhan ciptakan manusia agar dapat menjadi pemimpin di muka bumi ini. Namun Tuhan pun menciptakan nafsu dan akal untuk berpikir, menimbang baik buruknya sesuatu berdasarkan kitab suci-Nya.
Kecerdasan pikiran yang diberikan oleh Tuhan mampu menjadikan hidup manusia menjadi lebih mudah. Dahulu orang menunggu kabar dari saudaranya begitu lama, karena melalui jasa POS. Namun kini dalam hitungan detik, kabar saudara kita akan segera kita dapatkan, itulah buah kecerdasan pikir. Oleh karenanya ayat yg muncul adalah tentang iqra' (bacalah). Karena pikiran yg sehat dan bermanfaat adalah hasil dari membaca. Bukan hanya buku yg kita baca, namun semua di alam ini kita bisa baca dan kita kaji demi kemaslahatan ummat.
Kecerdasan Jiwa, cerdas batin dan rohaninya. Inilah kecerdasan yg mendalam dan sesungguhnya yg dimiliki oleh manusia (menurut saya), mengapa? Karena jiwa yg cerdas dan rohani yg sehat adalah batin yang senantiasa merasakan keberadaan Tuhan nya. Tidak harus mencari dan mempertanyakan, dimana Tuhan berada? Seperti apa bentuk Tuhan itu. Karena disinilah tempatnya iman dan keyakinan seorang manusia sebagai hamba-Nya. Kecerdasan jiwa juga yang menjadikan seseorang itu dewasa atau belum, karena peran jiwa lah yang memberikan tuntunan kebaikan kepada hidup seorang manusia.
Jika pikiran dan jiwa telah cerdas, maka disinilah peran raga untuk menunjukkan bahwa pikiran kita cerdas, jiwa kita juga cerdas. Oleh karena itu, kita diharuskan bergerak agar raga kita tetap cerdas dan sehat, sehingga pikiran dan jiwa seorang manusia tetap seimbang dalam menghadapi hidupnya.
Salam pembelajar,
(imr)
Makhluk yg lain, hanya memiliki salah satunya saja. Malaikat, Tuhan ciptakan tanpa memiliki pikiran dan perasaan, makanya malaikat selalu TAAT terhadap Tuhan. Iblis, syetan dan bangsa sejenisnya hanya memiliki nafsu saja, namun Tuhan berikan juga rasa bersyukur, makanya ada jenis jin yg muslim.
Nah, manusia berbeda. Manusia diciptakan penuh dengan ketelitian dan kelebihan serta kesempurnaan yg luar biasa. Tuhan ciptakan manusia agar dapat menjadi pemimpin di muka bumi ini. Namun Tuhan pun menciptakan nafsu dan akal untuk berpikir, menimbang baik buruknya sesuatu berdasarkan kitab suci-Nya.
Kecerdasan pikiran yang diberikan oleh Tuhan mampu menjadikan hidup manusia menjadi lebih mudah. Dahulu orang menunggu kabar dari saudaranya begitu lama, karena melalui jasa POS. Namun kini dalam hitungan detik, kabar saudara kita akan segera kita dapatkan, itulah buah kecerdasan pikir. Oleh karenanya ayat yg muncul adalah tentang iqra' (bacalah). Karena pikiran yg sehat dan bermanfaat adalah hasil dari membaca. Bukan hanya buku yg kita baca, namun semua di alam ini kita bisa baca dan kita kaji demi kemaslahatan ummat.
Kecerdasan Jiwa, cerdas batin dan rohaninya. Inilah kecerdasan yg mendalam dan sesungguhnya yg dimiliki oleh manusia (menurut saya), mengapa? Karena jiwa yg cerdas dan rohani yg sehat adalah batin yang senantiasa merasakan keberadaan Tuhan nya. Tidak harus mencari dan mempertanyakan, dimana Tuhan berada? Seperti apa bentuk Tuhan itu. Karena disinilah tempatnya iman dan keyakinan seorang manusia sebagai hamba-Nya. Kecerdasan jiwa juga yang menjadikan seseorang itu dewasa atau belum, karena peran jiwa lah yang memberikan tuntunan kebaikan kepada hidup seorang manusia.
Jika pikiran dan jiwa telah cerdas, maka disinilah peran raga untuk menunjukkan bahwa pikiran kita cerdas, jiwa kita juga cerdas. Oleh karena itu, kita diharuskan bergerak agar raga kita tetap cerdas dan sehat, sehingga pikiran dan jiwa seorang manusia tetap seimbang dalam menghadapi hidupnya.
Salam pembelajar,
(imr)
Komentar
Posting Komentar